Gawai Primadona di Tengah Pandemi
Oleh: Ratna Dewi, S.Pd
Guru Bahasa Indonesia SMPIT Adzkia Padang

Mewabahnya Covid-19 telah menimbulkan banyak perubahan. Termasuk di dunia pendidikan. Ketika pemerintah memberlakukan kebijakan learn from home (belajar dari rumah), peran gawai menjadi sangat penting. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gawai dapat diartikan sebagai alat, perkakas, piranti elektronik atau mekanik dengan fungsi praktis.


Gawai yang dilengkapi dengan fasilitas internet memberikan banyak kemudahan, salah satunya dalam mengakses informasi. Semua informasi atau pembelajaran tersedia di internet. Dengan internet, yang berkembang semakin pesat membuat proses pendidikan tidak lagi dibatasi oleh ruang atau disebut dengan komunikasi tanpa batas.
Gawai yang mulai menjadi primadona di masa pandemi saat ini, benar-benar memberikan kesan yang mendalam dalam kehidupan, termasuk bagi pendidik dan peserta didik. Sebelum wabah datang, pendidik dan peserta didik dapat dihitung berapa kali memegang gawai dalam sehari. Namun, semenjak pandemi ini gawai menjadi salah satu benda yang tak pernah lepas dari tangan. Bagaimana bisa kita melepaskan gawai ini seharian? Ketika sebentar saja tidak kita buka aplikasi dalam gawai tersebut, akan banyak notif yang masuk.

Aplikasi di gawai juga memberikan kemudahan di dalam dunia pendidikan saat ini. Di saat kita tidak bisa betatap muka langsung dengan peserta didik, menjadi dilema tersendiri bagi pendidik. Pendidik yang biasanya setiap datang ke sekolah menerima 5 S (senyum, salam, sapa, sopan, santun) dari peserta didik, tapi semenjak wabah ini tergantikan dengan chattingan di grup Whattsaps salah satunya. Ya, inilah kondisi kita saat ini. Mencoba beradaptasi dengan gawai yang semakin canggih.


Semakin canggihnya aplikasi di dalam gawai tersebut, membuat kita sebagai pendidik harus mengikutinya. Belajar bersama teman cara penggunaannya. Ternyata tidak hanya pendidik, tapi peserta didik juga. Mereka yang dulunya dilarang memakai gawai ketika belajar. Namun, sekarang mau bagaimana lagi. Malahan mereka mengirim tugas dan diskusi tentang materi pembelajaran melalui gawai tersebut.


Keluhan dari orangtualah yang menjadi boomerang saat ini. Pasalnya, anak-anak mereka yang jarang memakai gawai, saat wabah ini hampir setiap hari mereka memakai gawai. Ketakutan orangtua memang benar adanya, tapi pada saat pandemi ini orangtua juga harus bisa memberikan batasan kepada anak-anak untuk pemakaian gawai yang dilengkapi dengan fasilitas internet. Peran orangtua sangatlah penting. Jangan membiarkan anak-anak memakai gawai seharian tanpa kejelasan. Hanya untuk bermain game. Justru, orangtua bekerjasama dengan anak untuk menjadikan gawai sebagai media dalam membantu pendidikan saat ini.


Dalam situasi saat ini, model pembelajaran PJJ (pembelajaran jarak jauh) membuat siswa, guru, dan orangtua siswa saling membantu dalam mewujudkan ketercapaian pembelajaran. Diharapkan siswa dan guru memiliki life skills (Keterampilan hidup) untuk beradaptasi dan menunjukkan perilaku positif yang pada akhirnya memampukan individu untuk menghadapi tuntutan dan tantangan kehidupan sehari-hari dengan efektif (WHO, 1997).


Selama pemakaian gawai tersebut, anak-anak memiliki kreativitas lebih tinggi. Contohnya, Malikha siswa kelas 8 Granada 2, dia bisa menggunakan aplikasi procreate (menggambar). Aplikais ini digunakan untuk membuat gambar yang nanti akan dijadikan sebuah poster dalam rangka menyambut hari kemerdekaan. Tidak hanya itu, anak-anak juga bisa menggunakan aplikasi-aplikasi lainnya yang selama ini tidak diketahui seperti: kinemaster, viva video, dan lain-lainnya. Dengan demikian, pemanfaatan gawai dalam proses pembelajaran sangat membantu pembelajaran saat pandemi ini.
Komunikasi antara siswa, orangtua, dan guru tetap lancar di masa pandemi walaupun melalui gawai. Semua program-program yang telah dicanangkan oleh sekolah akan berjalan dengan baik melalui perantara gawai tersebut. Sekolah juga menberikan kemudahan bagi siswa dan orangtua. Misalnya ketika tidak bertatap muka langsung dengan siswa, pihak sekolah memberikan materi-materi yang nantinya akan diakses siswa melalui gawai tersebut. Tidak hanya duniawi, ukhrawi pun disediakan oleh sekolah, contohnya amalan yaumi yang diisi oleh siswa setiap hari di google form.


Pihak sekolah, khususnya guru bisa mengetahui aktivitas anak-anak selama Belajar Dari Rumah (BDR). Pemakaian gawai dalam pendidikan saat ini hanyalah sebagai perantara. Diharapkan dengan pemakaian gawai tersebut, dapat membangun dan memastikan hubungan kerjasama yang produktif untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas. Peran guru dan orangtua sangat penting terhadap suatu kesuksesan, Bagaimana kita mencapai dan menciptakan sinergi tersebut.

Leave a Comment